ااــســـلآ م عـــلــيــكـــم ورحــمـــة ااـاـه و بركــا تــــه
الـحـمـد الـلـه رب الـعـلـمـيـن والـصـلاه والـسـلا م
عــلىمـحــمــد وعـلىاله وصـحــبـه اجــمــعــيــنBisakah kita meluangkan sedikit waktu untuk intropeksi diri..., tentang musibah yang melanda negeri kita. Sebagi seorang muslim tentunya segala sesuatu yang telah, sedang , dan akan kita alami merujuk kepada.........
ini........
Firman Allah yang berbunyi:
ضــربــت عــلـيـهم الد لـة يـنما ثــقــفـــو الا بحــبـل مــن 1لله وحــبـل من النـا س
Mereka (manusia) akan diliputi kehinaan dimana saja mereka berada kecuali mereka senantiasa (menjalin hubungannya secara vertikal kepada Allah) dengan jalan berpegan teguh kepada tali agama Allah dan (menjalin hubungannya secara horisontal terhadap sesama manusia), dengan berpegang teguh kepada tali perjanjian sesama manusia.
Untuk menjalin komunikasi bathin secara vertikal kepada Allah, maka kita harus senantiasa berpegang teguh kepada tali agama Allah Yakni Alquran, baik dalam persoalan ibadah maupun dalam persoalan muamalah. Sayang sekali karena orang Islam kurang akrab dengan Alquran, lebih akrab dengan majalah forno sehingga undang-undang fornografi mengundang prokontra dikalangan umat Islam bahkan dikalangan ulama. Padahal UU tersebut merupakan penjabaran dari ayat Alquran untuk menutup aurat. Akibatnya alam turut menegur. Beberapa abad yang silang Rasulullah Muhamad saw telah mengingatkan kepada umatnya bahwa kalau ingin selamat jadikanlah Alquran sebagai tuntunan hidup sebagaimana sabdanya:
تـركـت فـكــم ا مـريـن
Aku tinggalkan dua perkara di antara umatku
وا نـتــمـسـكـتـم بـهـمـا
Dan jika umatku berpegang teguh kepada keduanya.
Rasulullah Muhammad saw menjamin
لـن تـضـل ابـدا
Tidak akan sesat selama-lamanya
Kedua perkara yang dimaksud adalah
كــتـاب ااـاـه و ســنــه ر ســول
Kitab Alquran dan hadis Rasulullah
Olehnya itu, jadikanlah alquran sebagai tuntunan hidup, dan jiwailah seluruh aktivitas kehidupan ini dengan nafas Alquran, sehingga nilai-nilai Alquran dapat kita bumikan, agar bumi Allah dapat menjadi rahmat. Semoga kehidupan kita senantiasa dalam lingkaran rahmata lilalamin.
Hadirin yang terhormat
Langkah yang kedua untuk membangun komunikasi vertikal kepada Allah adalah Ashshalah sebagaimana hadis Rasulullah Muhammad swa yang menegaskan bahwa ااصــلوة معـراج1لمـؤمنـيـن shalat adalah mi’rajnya atau hubungan menaiknya orang yang beriman kepada Allah.
Olehnya itu Allah berfirman:
قــد ا فاـح المـؤمــنــون * الد يــن هـم فى صـلوتهـم حاشعـون * والد يـنهـم يـن هـم لـزكـوة فاعـلـون عن اللغـومعـرضـون * والـد Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, yang di dalam shalatnya mereka husyu. Dan memelihara dirinya dari ucapan yang tak berguna, serta membersihkan dirinya melalui zakat fitri.
Ayat ini memberikan petunjuk bahwa salah satu ciri shalatnya orang yang beriman adalah menjalin komunikasi secara vertikal kepada Allah sehingga di dalamnya bagi orang-orang yang beriman senantiasa bertaqarrub ilallah. beda shalatnya orang-orang munafik yang digambarkan oleh Allah pada surat Annisat ayat 142
Yang berbunyi:
ا ن الـمـتـقـين يـخـدعـون ااـاـه وهـو خــدعـهـم
Sesunguhnya orang-orang munafik ingin menipu Allah pada hal dia menipu dirinya sendiri
واداقـامـوا االي الـصـلـوه قـامـوا كــسـالي
Apabila mereka berdiri untuk melaksanakan shalat mereka itu berdiri dengan malas
يـر ون ااـنـا س
di dalam shalatnya mereka ingin dipuji oleh sesama manusia
ولآيـدكـرون ااـاـه الآ قـاـيـلآ
dan di dalam shalatnya mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit
olehnya itu, Sungguh beruntunglah orang-orang yang khusyu di dalam shalat.
Hadirin yang terhormat
Adapun حــبـل من النـا س komunikasi horisontal terhadap sesama manusia perlu dijalin terhadap beberapa lini kehidupan sosial:
a. Terhadap orang tua, karena barang siapa yang memutuskan hubngannya dengan orang tuanya, itulah orang yang rugi kebajikan, sehingga berkata “Ah” saja dilarang oleh Allah, sebagaimana Q. S. Al-Isra: 23. فلآ تـقـل لـهــمــا ا ف
…. maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” karena betapa besar jazah dan budi baiknya. Kalau kita renungkan pengorbanan dan penderitaan orang tua serta jazah baiknya, maka kita tidak akan sanggup membalasnya, sebagaimana ketika seorang anak bertanya kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah “Kedua orang tuaku sudah lanjut usia, setiap hari saya suapi, saya gendong ke wc. Apakah setimpal jazah baiknya terhadapku kalau saya rawat dengan sebaik-baiknya sampai mati”? Rasulullah menjawab “Walaupun kamu suapi, kamu gendong setiap hari ke w.c. dan kamu susui sekiranya ada air susumu, tidak akan setimpal jazah baiknya terhadapmu. Sebab berbeda harapan antara orang tua memelihara anaknya, dengan harapan seorang anak memelihara orang tuanya. Orang tua dalam memelihara anaknya selalu tumbuh harapan dalam lubuk hatinya “Semoga panjang usiamu, sukses masa depanmu, dan bahagia dalam hidupmu. Ungkapan ini biasa dinyatakan dalam bahasa makassar angkanaia: “Ikau mintu anak kutinja kupala ribataraia, lompoko naik nanu balasaka te’ne. lompo laloi anakku, labbu lalo umuru’na, naniak todo panaikanga bongunku”.
Sebaliknya, seorang anak memelihara orang tuanya apabila sudah tua renta, harapan yang terngiang dalam lubuk hatinya hanyalah menanti ajal kematiannya. Kapan kamu mati? Olehnya itu, marilah kita senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua dan jangan sekali-kali menyakiti hatinya, karena ridha Allah terkandung dalam ridha orang tua. Sebagaimana sabda Rasulullah.
رضـا ااـرب فى رضـاااـوااـد وسحـط ااـرب فى سـحـط ااـولـد يـن
Ridha Allah terkandung dalam ridha orang tua dan murka Allah terkandung dalam murka orang tua.
b. Terhadap sanad keluarga, Karena barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan keluarganya, itulah orang yang rugi kasih sayang.
c. Terhadap tetangga, karena barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan tetangganya, itulah orang yang rugi kemanfaatan. Sehingga Allah memerintahkan kita agar senantiasa berbuat baik kepada tetangga.
d. Terhadap ulama, karena ulama adalah warisatul ambiyaai yang dapat memberikan petua dan solusi dalam mengatasi masalah. Olehnya itu, barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan ulama, itulah orang yang rugi agamanya.
e. Terhadap pemerintah, karena barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan pemerintah yang taat kepada Allah itulah orang yang rugi dunianya. Karena pemerintah adalah pemimpin yang merupakan perwujudan dari amanah kekhalifaan yang harus dipertanggungjawabkan secara moral kepada Allah.
f. Terhadap suami isteri, Seorang suami harus memahai bahwa isteri adalah amanah dari Allah yang harus dipetangungjawabkan secara moril kepada Allah, serta dipertanggunggungjawabkan secara sosial terhadap keluarganya. Di balik itu isteri harus memahami bahwa dirinya adalah bagian dari kehidupan suaminya, sehingga ia harus senantiasa menggembirakan suminya disiang hari, dan menyenangkan di malam hari. Oleh karenanya barang siapa yang memutuskan hubungannya antara suami isteri itulah orang yang rugi kenikmatan
Hadirin yang terhormat
Jadi ada tiga tabir untuk menghindari bencana dan musibah: pertama posisikan Alquran sebagai tuntunan hidup. Kedua Jadikan Shalat sebagai wadah untuk berhablum minallah. Ketiga: Rapatkan Jalinan ukhuwa Islamiyah.
Lebih dan kurannya mohon disempurnakan
حـدن ااـاـه وايـاكـم اجـمـعــيـن
ااــســـلآ م عـــلــيــكـــم ورحــمـــة ااـاـه و بركــا تــــه
Firman Allah yang berbunyi:
ضــربــت عــلـيـهم الد لـة يـنما ثــقــفـــو الا بحــبـل مــن 1لله وحــبـل من النـا س
Mereka (manusia) akan diliputi kehinaan dimana saja mereka berada kecuali mereka senantiasa (menjalin hubungannya secara vertikal kepada Allah) dengan jalan berpegan teguh kepada tali agama Allah dan (menjalin hubungannya secara horisontal terhadap sesama manusia), dengan berpegang teguh kepada tali perjanjian sesama manusia.
Untuk menjalin komunikasi bathin secara vertikal kepada Allah, maka kita harus senantiasa berpegang teguh kepada tali agama Allah Yakni Alquran, baik dalam persoalan ibadah maupun dalam persoalan muamalah. Sayang sekali karena orang Islam kurang akrab dengan Alquran, lebih akrab dengan majalah forno sehingga undang-undang fornografi mengundang prokontra dikalangan umat Islam bahkan dikalangan ulama. Padahal UU tersebut merupakan penjabaran dari ayat Alquran untuk menutup aurat. Akibatnya alam turut menegur. Beberapa abad yang silang Rasulullah Muhamad saw telah mengingatkan kepada umatnya bahwa kalau ingin selamat jadikanlah Alquran sebagai tuntunan hidup sebagaimana sabdanya:
تـركـت فـكــم ا مـريـن
Aku tinggalkan dua perkara di antara umatku
وا نـتــمـسـكـتـم بـهـمـا
Dan jika umatku berpegang teguh kepada keduanya.
Rasulullah Muhammad saw menjamin
لـن تـضـل ابـدا
Tidak akan sesat selama-lamanya
Kedua perkara yang dimaksud adalah
كــتـاب ااـاـه و ســنــه ر ســول
Kitab Alquran dan hadis Rasulullah
Olehnya itu, jadikanlah alquran sebagai tuntunan hidup, dan jiwailah seluruh aktivitas kehidupan ini dengan nafas Alquran, sehingga nilai-nilai Alquran dapat kita bumikan, agar bumi Allah dapat menjadi rahmat. Semoga kehidupan kita senantiasa dalam lingkaran rahmata lilalamin.
Hadirin yang terhormat
Langkah yang kedua untuk membangun komunikasi vertikal kepada Allah adalah Ashshalah sebagaimana hadis Rasulullah Muhammad swa yang menegaskan bahwa ااصــلوة معـراج1لمـؤمنـيـن shalat adalah mi’rajnya atau hubungan menaiknya orang yang beriman kepada Allah.
Olehnya itu Allah berfirman:
قــد ا فاـح المـؤمــنــون * الد يــن هـم فى صـلوتهـم حاشعـون * والد يـنهـم يـن هـم لـزكـوة فاعـلـون عن اللغـومعـرضـون * والـد Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, yang di dalam shalatnya mereka husyu. Dan memelihara dirinya dari ucapan yang tak berguna, serta membersihkan dirinya melalui zakat fitri.
Ayat ini memberikan petunjuk bahwa salah satu ciri shalatnya orang yang beriman adalah menjalin komunikasi secara vertikal kepada Allah sehingga di dalamnya bagi orang-orang yang beriman senantiasa bertaqarrub ilallah. beda shalatnya orang-orang munafik yang digambarkan oleh Allah pada surat Annisat ayat 142
Yang berbunyi:
ا ن الـمـتـقـين يـخـدعـون ااـاـه وهـو خــدعـهـم
Sesunguhnya orang-orang munafik ingin menipu Allah pada hal dia menipu dirinya sendiri
واداقـامـوا االي الـصـلـوه قـامـوا كــسـالي
Apabila mereka berdiri untuk melaksanakan shalat mereka itu berdiri dengan malas
يـر ون ااـنـا س
di dalam shalatnya mereka ingin dipuji oleh sesama manusia
ولآيـدكـرون ااـاـه الآ قـاـيـلآ
dan di dalam shalatnya mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit
olehnya itu, Sungguh beruntunglah orang-orang yang khusyu di dalam shalat.
Hadirin yang terhormat
Adapun حــبـل من النـا س komunikasi horisontal terhadap sesama manusia perlu dijalin terhadap beberapa lini kehidupan sosial:
a. Terhadap orang tua, karena barang siapa yang memutuskan hubngannya dengan orang tuanya, itulah orang yang rugi kebajikan, sehingga berkata “Ah” saja dilarang oleh Allah, sebagaimana Q. S. Al-Isra: 23. فلآ تـقـل لـهــمــا ا ف
…. maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” karena betapa besar jazah dan budi baiknya. Kalau kita renungkan pengorbanan dan penderitaan orang tua serta jazah baiknya, maka kita tidak akan sanggup membalasnya, sebagaimana ketika seorang anak bertanya kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah “Kedua orang tuaku sudah lanjut usia, setiap hari saya suapi, saya gendong ke wc. Apakah setimpal jazah baiknya terhadapku kalau saya rawat dengan sebaik-baiknya sampai mati”? Rasulullah menjawab “Walaupun kamu suapi, kamu gendong setiap hari ke w.c. dan kamu susui sekiranya ada air susumu, tidak akan setimpal jazah baiknya terhadapmu. Sebab berbeda harapan antara orang tua memelihara anaknya, dengan harapan seorang anak memelihara orang tuanya. Orang tua dalam memelihara anaknya selalu tumbuh harapan dalam lubuk hatinya “Semoga panjang usiamu, sukses masa depanmu, dan bahagia dalam hidupmu. Ungkapan ini biasa dinyatakan dalam bahasa makassar angkanaia: “Ikau mintu anak kutinja kupala ribataraia, lompoko naik nanu balasaka te’ne. lompo laloi anakku, labbu lalo umuru’na, naniak todo panaikanga bongunku”.
Sebaliknya, seorang anak memelihara orang tuanya apabila sudah tua renta, harapan yang terngiang dalam lubuk hatinya hanyalah menanti ajal kematiannya. Kapan kamu mati? Olehnya itu, marilah kita senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua dan jangan sekali-kali menyakiti hatinya, karena ridha Allah terkandung dalam ridha orang tua. Sebagaimana sabda Rasulullah.
رضـا ااـرب فى رضـاااـوااـد وسحـط ااـرب فى سـحـط ااـولـد يـن
Ridha Allah terkandung dalam ridha orang tua dan murka Allah terkandung dalam murka orang tua.
b. Terhadap sanad keluarga, Karena barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan keluarganya, itulah orang yang rugi kasih sayang.
c. Terhadap tetangga, karena barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan tetangganya, itulah orang yang rugi kemanfaatan. Sehingga Allah memerintahkan kita agar senantiasa berbuat baik kepada tetangga.
d. Terhadap ulama, karena ulama adalah warisatul ambiyaai yang dapat memberikan petua dan solusi dalam mengatasi masalah. Olehnya itu, barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan ulama, itulah orang yang rugi agamanya.
e. Terhadap pemerintah, karena barang siapa yang memutuskan hubungannya dengan pemerintah yang taat kepada Allah itulah orang yang rugi dunianya. Karena pemerintah adalah pemimpin yang merupakan perwujudan dari amanah kekhalifaan yang harus dipertanggungjawabkan secara moral kepada Allah.
f. Terhadap suami isteri, Seorang suami harus memahai bahwa isteri adalah amanah dari Allah yang harus dipetangungjawabkan secara moril kepada Allah, serta dipertanggunggungjawabkan secara sosial terhadap keluarganya. Di balik itu isteri harus memahami bahwa dirinya adalah bagian dari kehidupan suaminya, sehingga ia harus senantiasa menggembirakan suminya disiang hari, dan menyenangkan di malam hari. Oleh karenanya barang siapa yang memutuskan hubungannya antara suami isteri itulah orang yang rugi kenikmatan
Hadirin yang terhormat
Jadi ada tiga tabir untuk menghindari bencana dan musibah: pertama posisikan Alquran sebagai tuntunan hidup. Kedua Jadikan Shalat sebagai wadah untuk berhablum minallah. Ketiga: Rapatkan Jalinan ukhuwa Islamiyah.
Lebih dan kurannya mohon disempurnakan
حـدن ااـاـه وايـاكـم اجـمـعــيـن
ااــســـلآ م عـــلــيــكـــم ورحــمـــة ااـاـه و بركــا تــــه
0 komentar:
Posting Komentar